kilasdepok.com, JAKARTA – Bersantai di usia senja dan menikmati kerja keras yang sudah ditanam sejak muda merupakan mimpi semua orang. Namun, hal itu belum terwujud pada Mak Iye. Di usianya yang sudah menginjak 79 tahun, Mak Iye masih berjuang di sebuah lapak di dekat tempat tinggalnya di wilayah Kemayoran, Jakarta Pusat.
Baginya, usia tak menjadi hambatan baginya untuk berdaya. Ia menjajakan kue-kue tradisional, sarapan, dan gorengan, sejak pukul sembilan pagi, hingga jam lima sore dengan sebuah meja yang menumpang di emperan toko seseorang. Dagangan tersebut diperoleh dari seorang kerabatnya untuk kemudian ia jual kembali.
Jika dagangan laris lebih cepat tentu hati Mak Iye lebih lega. Sebab setelahnya, ia bisa rehat lebih awal. Sebelum pulang, ia harus menyetorkan hasil dagangannya kepada kerabatnya. Ia hanya mendapatkan 20% dari hasil dagang di hari itu. Penghasilan bersih Mak Iye dalam satu hari berkisar antara Rp20 ribu hingga Rp40 ribu.
Dari hasil jerih payah berjualan kue Mak Iye bisa menghidupi diri. Suaminya telah berpulang, sementara ia tak ingin berpangku tangan kepada anak-anaknya yang sudah bekerja. Malahan, ia ikut menafkahi salah satu cucunya yang yatim, dan anaknya yang kini menjadi seorang ibu tunggal.
“Lumayan dari hasil jualan ini. Bisa beli kebutuhan pokok kayak sembako, air, kebutuhan rumah tangga. Terus bisa juga kasih jajan buat cucu,” tutur Mak Iye.
Mak Iye bersyukur dengan hasil jerih payahnya selama ini. Terbesit keinginan untuk menambah barang dagangan, agar dapat memaksimalkan penghasilan. Tapi apa daya, saat ini modal masih menjadi kendala. Untuk itu Global Wakaf-ACT berencana memberikan bantuan modal kepada Mak Iye melalui program Wakaf UMKM. Diharapkan dengan hadirnya program ini, dapat membantu mengembangkan usaha Mak Iye, terutama di masa sulit seperti saat ini. []