kilasdepok.com, JAKARTA SELATAN – Kisah ini datang dari seorang pedagang martabak yang berjualan di Pancoran, Jakarta Selatan, ia adalah Rachman Kusnendar. Sebelum pandemi, bisnis yang dijalani Kusnendar semanis martabak buatannya. Ia memiliki beberapa kedai cabang yang dikelola 14 karyawan.
Namun sejak pandemi melanda, kedai cabang Kusnendar tutup satu per satu karena pendapatan kedai tak mampu lagi menutup biaya operasi. Hanya satu cabang dan dua karyawan yang berjalan sejak saat itu. Kusnendar kemudian mengikuti program Wakaf UMKM pada bulan Maret lalu untuk memaksimalkan usaha. Tetapi toko itu akhirnya harus menyerah juga.
“Pas PPKM Darurat kemarin berlaku, sempat tutup juga toko yang terakhir ini karena masalah penjualan juga. Akhirnya saya pulang kampung dan cari penghasilan di sana,” kisah Kusnendar ditemui Tim Global Wakaf-ACT pada Selasa (7/8/2021) lalu.
Kabar duka kemudian datang dari Jakarta, memberitahukan kakak dari Kusnendar meninggal dunia. Hal itu mendorong Kusnendar untuk kembali ke ibukota. “Dalam satu bulan ini, dua kakak saya meninggal,” kata Kusnendar. Otomatis selain menanggung anak dan istri sendiri, Kusnendar juga ingin membantu kebutuhan anak-anak dari almarhumah kakaknya.
Semangat itu yang mendorong Kusnendar berencana membuka kembali usaha martabak. Tetapi kedai terakhir itu kemudian hangus tak bersisa ketika kebakaran melanda pada tanggal 26 Agustus lalu. Kompor, freezer, ember, semua lumat oleh api.
Walau begitu, semangat Kusnendar tidak turut jadi abu. Dia memilih bersabar dan bekerja serabutan untuk mengumpulkan modal. Ia berharap kelak, usaha martabaknya bisa berjalan kembali seperti sediakala.
Global Wakaf-ACT pun turut membantu Kusnendar dengan memberikan santunan. Harapannya melalui santunan ini, akan membantu menyemangati Sunendar untuk bangkit dari musibah-musibah yang dialami serta kembali membangun usaha. []