kilasdepok.com, GAZA – Usai mendapat izin dari Kementerian Kelauatan Palestina, kapal nelayan terbesar di Gaza kini sedang masa pengerjaan. Kapal yang diikhtiarkan untuk mendulang kesejahteraan nelayan Gaza ini, mulai dirakit di salah satu pelabuhan di wilayah Khan Younis, Gaza Selatan. Memulai perakitan pada awal Juni lalu, saat ini progresnya telah mencapai 45 persen selesai, dan diharapkan mampu berlayar sebelum tahun 2021 berakhir.
Mohammed Faraj Zo’rob Arsitek dari kapal ini, menjelaskan, kapal ni memiliki panjang keseluruhan 26 meter. Namun, karena aturan Israel yang memblokade Gaza, ukuran tersebut tidak diizinkan. Alhasil ukurannya dipangkas menjadi 21 meter panjangnya, dan lebar 6 meter.
Faraj menyebut, kerangka kapal terbuat dari jenis kayu Cinchoa berkualitas yang berukuran 30×40 sentimeter. Setelah itu, kayu tersebut akan dilapisi besi dengan ketebalan 8 militer yang membentuk huruf ‘U’. Besi ini, sebut Faraj, berguna untuk memperkuat kerangka kapal.
“Nantinya kerangka tersebut juga akan diikat lagi menggunakan tali yang memiliki ketebalan sekitar 8×10 sentimeter,” jelas Faraj sambil menunjukkan desain kapal tersebut di layar komputernya.
Lebih lanjut, Faraj menjelaskan, untuk bagian penutup luar kapal, akan dibuat lapisan yang memiliki jenis bahan yang berbeda. Untuk lapisan pertama, terbuat dari kayu pinus dengan ketebalan 5×20 sentimeter. Sementara pada lapisan kedua, akan dibuat menggunakan bahan serat gelas.
“Ada banyak hal teknis yang dipertimbangkan selama proses perancangan kapal ini. Seperti menilai kematangan desain. Harus ditentukan dengan matang berapa meter lambung kapal yang akan berada dibawah permukaan laut, penentuan bentuk kokpit, tempat jaring, alat pancing, hingga haluan dan buritan di bagian belakang kapal,” imbuh Faraj.
Faraj menambahkan, ada lebih dari 30 pekerja dan teknisi yang bekerja dalam pembuatan kapal ini. Jika sudah beroperasi, Faraj menyebut, kapal ini mampu menjadi sumber pemasukan bagi setidaknya 15 keluarga nelayan di Gaza. Keluarga-keluarga tersebut adalah mereka yang terdampak blokade zionis Israel dan sangat sulit untuk mendapat penghasilan yang layak.[]