• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer
Jumat, 26 Februari , 2021
KILAS DEPOK
  • Home
  • Kilas Depok
  • Nasional
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Polhukam
  • Komunitas
  • Home
  • Kilas Depok
  • Nasional
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Polhukam
  • Komunitas
KILAS DEPOK
Home Ekonomi

Sepuluh Tahun Supartini Menenteng Dagangan Keliling Kampung

redaksi by redaksi
23 Februari 2021
in Ekonomi
0
Sepuluh Tahun Supartini Menenteng Dagangan Keliling Kampung

Supartini saat membawa Gerobak Wakaf ke rumahnya setelah serah terima dari Global Wakaf-ACT. (Kredit foto : ACTNews)

0
SHARES
Share on FacebookShare on Twitter

Kilasdepok.com, JAKARTA SELATAN – Terhitung 10 tahun sudah Supartini (40) berprofesi sebagai pedagang makanan matang di Ibu Kota. Lauk matang serta kue basah menjadi dagangan utama. Setiap hari ia keliling perkampungan Kelurahan Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan dengan berjalan kaki. Saat kakinya menapak setiap langkah ke rumah-rumah warga, tangan kiri dan kanan Supartini harus kuat membawa dagangan.

Dalam sehari, Supartini berjualan dalam dua waktu, yaitu saat menjalang siang serta ketika petang. Jumlah dagangan dalam sekali jualan pun tak banyak. Dari jualan tersebut, Supartini mampu mendapat pendapatan kotor sekitar Rp300 ribu per harinya.

“Kalau jualan paling satu jam habis, karena memang jumlahnya enggak banyak. Susah kalau bawa banyak dagangan, kan saya tenteng,” tutur Supartini, Jumat (19/2/2021).

Suami Supartini, Eko Budi Widiono, merupakan seorang kuli bangunan. Tak setiap saat ada pekerjaan, sehingga penghasilan yang didapatkan pun tak menentu. Apalagi di saat pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, Supartini mengatakan, jarang ada yang menggunakan tenaga sang suami untuk bekerja bangunan.

BACAJUGA

Sedekah yang Gerakkan Ekosistem Pangan dari Hulu hingga Hilir

Jariyanto, Petani Muda yang Ingin Punya Tabungan

Gerakan Sedekah Pangan Nasional Tuai Banyak Dukungan

Gerakan Sedekah Pangan Nasional untuk Kedaulatan Pangan Bangsa

Meluaskan Sedekah Pangan di Tengah Meningkatnya Kemiskinan di Bekasi

Keputusan Supartini untuk berjualan sejak 10 tahun lalu tak lepas dari kondisi ekonomi keluarganya. Perempuan asal Pemalang, Jawa Tengah tersebut dikarunia tujuh anak yang masih sekolah dan bayi. Di Ibu Kota, Supartini, suami dan tujuh anaknya masih menempati rumah kontrakan yang setiap bulannya harus membawa Rp1,6 juta.

“Anak saya tujuh, rumah masih ngontrak. Jadi harus kerja keras,” tambah Supartini.

Optimis pendapatan bertambah

Di pandemi seperti sekarang ini, Supartini mengaku tak begitu merasakan dampak besar. Hal tersebut karena ia telah memiliki pelanggan tetap lauk matang dan kue basah olahannya. Akan tetapi, ia sempat merasakan kesulitan saat berjualan karena adanya pembatasan masuk ke perkampungan, apalagi di Jakarta yang menjadi episentrum sebaran virus.

Kini, setahun sudah pandemi melanda, namun Supartini tak berhenti optimis untuk bisa meningkatkan penjualannya. Pada Jumat (19/2/2021) kemarin, Supartini membawa sebuah gerobak sepeda yang bakal ia gunakan untuk berjualan. Gerobak tersebut merupakan buah dari wakaf masyarakat yang disalurkan ke Global Wakaf-ACT.

“Kalau ada gerobak, saya bisa bawa jualan lebih banyak sama lebih jauh kelilingnya, enggak harus menenteng dagangan juga. Apalagi sekarang menjelang puasa, insyaAllah bisa dimaksimalkan,” ungkap Supartini. [Sumber : news.act.id]

Tags: Gerobak WakafWakaf GerobakWakaf Usaha Produktif
Previous Post

Beragam Aksi ACT dalam Banjir Jabodetabek 24 Jam Terakhir

Next Post

Kantor ACT di Palestina: Bukti Totalitas Mendampingi yang Tertindas

redaksi

redaksi

Related Posts

Sedekah yang Gerakkan Ekosistem Pangan dari Hulu hingga Hilir
Ekonomi

Sedekah yang Gerakkan Ekosistem Pangan dari Hulu hingga Hilir

26 Februari 2021
Jariyanto, Petani Muda yang Ingin Punya Tabungan
Ekonomi

Jariyanto, Petani Muda yang Ingin Punya Tabungan

25 Februari 2021
Gerakan Sedekah Pangan Nasional Tuai Banyak Dukungan
Ekonomi

Gerakan Sedekah Pangan Nasional Tuai Banyak Dukungan

25 Februari 2021
Gerakan Sedekah Pangan Nasional untuk Kedaulatan Pangan Bangsa
Ekonomi

Gerakan Sedekah Pangan Nasional untuk Kedaulatan Pangan Bangsa

24 Februari 2021
Next Post
Sepuluh Tahun Supartini Menenteng Dagangan Keliling Kampung

Kantor ACT di Palestina: Bukti Totalitas Mendampingi yang Tertindas

Sepuluh Tahun Supartini Menenteng Dagangan Keliling Kampung

Penyandang Disabilitas Tetap Bertahan, Walau Kadang Tanpa Pemasukan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

FACEBOOK

Popular Post

  • Bantuan Pangan dan Baju Hangat Ukir Senyum Pengungsi Suriah di Akkar

    Bantuan Pangan dan Baju Hangat Ukir Senyum Pengungsi Suriah di Akkar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Inilah Tafsir Instruksi Mendagri Menurut Pengamat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kiat dan Tekad Nia Dampingi Pelaku Usaha Mikro

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Raih Pahala dengan Wakaf Al-Quran

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ACT Karawang Kuatkan Pangan Negeri dengan Wakaf Sawah Produktif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Wakaf Tunai Bakal Jadi Tren di Tahun 2021

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puluhan Paket Pangan Pancarkan Kebahagiaan Santri Yatim di Gaza

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
KILAS DEPOK

© 2020 Kilas Depok

Navigate Site

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Kilas Depok
  • Nasional
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Polhukam
  • Komunitas

© 2020 Kilas Depok