KILAS DEPOK
  • Home
  • Kilas Depok
  • Nasional
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Polhukam
  • Komunitas
  • Ramadhan
  • Tips
  • Home
  • Kilas Depok
  • Nasional
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Polhukam
  • Komunitas
  • Ramadhan
  • Tips
KILAS DEPOK
Home Uncategorized

Sekolah Murid Merdeka Tawarkan Sistem Blended Learning yang Interaktif, Fleksibel, dan Terjangkau

redaksi by redaksi
19 Juli 2021
in Uncategorized
0
blended learning

Dok. Istimewa : ilustrasi blended learning

0
SHARES
Share on FacebookShare on Twitter

Jakarta – Sistem pembelajaran dengan menggunakan metode blended learning masih menjadi pilihan edukasi terbaik bagi anak-anak pada masa kini.

Kepala Sekolah Murid Merdeka (SMM), Laksmi Mayesti mengatakan, hal yang perlu diingat dari sistem pembelajaran blended learning yaitu bukan berarti para siswa hanya belajar secara dalam jaringan (daring) atau online saja.

Laksmi melanjutkan, sistem blended learning bahkan telah dianut SMM sejak sebelum pandemi menghantam Indonesia dengan menggabungkan pembelajara daring dan tatap muka langsung.

“Di masa pandemi ini banyak yang menawarkan pembelajaran dengan menggunakan teknologi sebagai media ajar, tetapi tidak banyak yang mengintegrasikan antara teknologi dengan pedagogi atau metode ajar yang baik,” kata Laksmi dalam siaran persnya Jumat (16/7).

BACAJUGA

Begini Cara Cek Hasil Seleksi Rekrutmen Bersama BUMN 2022

5 Kebiasaan Rasulullah Saat Merayakan Idul Fitri

Keutamaan I’tikaf di 10 Malam Terakhir Ramadhan

Kisah Ahli Puasa yang Makamnya Diziarahi Rasulullah dan Para Sahabat

Penyebab Kebakaran Maut di Warakas Tanjung Priok

Laksmi melanjutkan, setiap pengajar di SMM didorong untuk selalu mengembangkan kreativitasnya agar anak-anak atau peserta didik dapat berinteraksi secara terbuka baik kepada guru maupun teman-temannya.

Baca Juga:  Niat dan Tata Cara Pelaksanaan Puasa Syawal

Menurut Laksmi, interaksi yang terbuka tersebut akan menjadi benefit juga bagi orang tua peserta didik ataupun mereka yang akan mendaftarkan anaknya di SMM pada tahun ajaran 2021.

“Sehingga orang tua bisa mengetahui perkembangan anaknya dengan terlibat secara langsung tanpa harus merasa terbebani, karena seolah-olah sistem pembelajaran daring cenderung hanya memberatkan orang tua dan anak-anak,” ujar Laksmi.

Di sisi lain, SMM juga menawarkan sistem pembelajaran blended learning juga menguntungkan peserta didik serta orang tua baik dari segi kualitas dengan kurikulum pendidikan terbaik, akses pembelajaran yang fleksibel berkat pemanfaatan teknologi informasi, dan biaya yang terjangkau untuk seluruh anak Indonesia.

Hingga saat ini, kata Laksmi, murid-murid SMM tersebar mulai dari Aceh hingga Papua. Bahkan agar akses untuk masyarakat semakin luas, pada tahun ajar 2021 SMM akan menginisiasi pembukaan lokasi pembelajaran luar jaringan (offline) di delapan kota yaitu Jakarta Selatan, Tangerang Selatan, Depok, Bogor, Bekasi, Bandung, Semarang, dan Surabaya.

Baca Juga:  Bantuan Modal Usaha untuk Wujudkan Harapan Jufri

“Kami membuka periode pendaftaran sampai 21 Juli untuk semua tingkatan mulai dari PAUD hingga SMA kelas 12. Namun masyarakat tetap bisa mengikuti pendaftaran dan ikut kelas setelah tanggal 21 Juli,” kata Laksmi.

Mella, salah satu orang tua siswa SMM, mengakui metode blended learning dan fleksibilitas yang diterapkan sekolah cukup membantu anaknya dalam mengembangkan passion skill-nya yang lain yaitu coding.

Di samping itu, fleksibilitas dari SMM juga membuat anaknya mampu memiliki life skill untuk bertanggung jawab atas jam belajar yang ia pilih.

“Terbukti, karena ia memilih jam belajar yang ia inginkan, ia tidak ada keterpaksaan untuk sekolah dan bahkan semenjak di SMM sudah sedikit sekali intervensi saya sebagai orang tua untuk menyuruh Raihan sekolah karena ia menjadi mandiri,” kata Mella.

Baca Juga:  10 Film Iko Uwais Terbaru dan Terbaik | Aksinya Mendunia!

Mella melanjutkan, meskipun mata pelajaran yang diajarkan di SMM lebih sedikit dibandingkan dengan sekolah lainnya tapi ternyata tidak serta-merta malah menurunkan kualitas yang diberikan.

Menurutnya, anak-anak bukanlah robot yang harus menyerap semua pelajaran yang belum tentu dapat diserap mereka dan sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

“Bagi saya, sekolah harus menyesuaikan kebutuhan anak, knowledge anak. Tapi harus sesuai usia, kompetensi, dan manfaatnya. Kalau di SMM seperti ada social project,” ujar Mella.

 

Tags: blended learning
Previous Post

Penderita Covid-19 Mendominasi Jumlah Pasien Medical Careline Service ACT

Next Post

Ikhtiar Global Qurban-ACT Distribusi Ratusan Paket Daging di Bogor

redaksi

redaksi

Related Posts

login rekrutmen bersama bumn 2022
Uncategorized

Begini Cara Cek Hasil Seleksi Rekrutmen Bersama BUMN 2022

9 Mei 2022
5 Kebiasaan Rasulullah Saat Merayakan Idul Fitri
Uncategorized

5 Kebiasaan Rasulullah Saat Merayakan Idul Fitri

2 Mei 2022
Keutamaan I’tikaf di 10 Malam Terakhir Ramadhan
Uncategorized

Keutamaan I’tikaf di 10 Malam Terakhir Ramadhan

22 April 2022
Kisah Ahli Puasa yang Makamnya Diziarahi Rasulullah dan Para Sahabat
Uncategorized

Kisah Ahli Puasa yang Makamnya Diziarahi Rasulullah dan Para Sahabat

19 April 2022
Next Post
Ikhtiar Global Qurban-ACT Distribusi Ratusan Paket Daging di Bogor

Ikhtiar Global Qurban-ACT Distribusi Ratusan Paket Daging di Bogor

Cerita Dokter Alifah, Bergabung dengan ACT Ingin Bantu Lebih Banyak Orang

Cerita Dokter Alifah, Bergabung dengan ACT Ingin Bantu Lebih Banyak Orang

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

FACEBOOK

Popular Post

Plugin Install : Popular Post Widget need JNews - View Counter to be installed
KILAS DEPOK

© 2022 Kilas Depok

Navigate Site

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Kilas Depok
  • Nasional
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Polhukam
  • Komunitas
  • Ramadhan
  • Tips

© 2022 Kilas Depok