kilasdepok.com, JAKARTA – Gempa Padang, Sumatera Barat, pada 30 September 2009 silam, jadi awal perjuangan kemanusiaan Firman (41) untuk menjadi seorang sopir ambulans Aksi Cepat Tanggap (ACT).
“Saat itu gempa di Padang, saya langsung ditugaskan untuk pergi ke sana, kita bantu para korban dengan mendirikan tenda darurat, dapur makan, posko kesehatan, pemberian bantuan sembako, dan pendampingan psikososial,” tutur Firman kepada ACTNews, Jumat (5/11/2021).
Perjuangan kemanusiaan Firman untuk membersamai ACT sudah berlangsung hingga 12 tahun yang mana ujian dan rintangan telah ia alami di tengah medan yang tak dapat diprediksi arahnya.
“Sebelum di ACT juga pernah bekerja sebagai sopir pribadi dan sopir truk pengantar (bahan bakar) minyak. Saat pindah ke ACT tahun 2009, lembaga ini berbeda dari yang lain, jiwa kemanusiaan saya langsung terpanggil,” tambahnya.
Firman mengatakan ketika bergabung dengan ACT, momen aksi kemanusiaan merupakan bentuk penyemangat hidupnya.

Apalagi ketika dirinya bertemu dengan penyintas, Firman seperti memperoleh energi tambahan untuk tidak pernah lelah dalam menolong sesamanya.
“Alhamdulillah, kalau saya bertugas itu enggak merasa lelah walau dari pagi sampai malam hari, malah menjadi semangat untuk terus membantu sesama. Kalau kita di lokasi bencana itu seperti ada tenaga tambahan, dikasih kekuatan sama Allah,” paparnya.
Ayah tiga orang anak ini, hingga sekarang berharap untuk terus memberikan kesehatan untuk dapat membersamai nasib juga permasalahan umat.
Menurutnya, ACT merupakan jalan agar dirinya selalu berkarya juga berkontribusi secara ikhlas untuk mengharap rida dari Allah SWT.