kilasdepok.com, LUMAJANG – Awan panas yang turun dari Gunung Semeru pada Sabtu (4/12/2021) tidak hanya merusak rumah warga, tetapi juga merusak fasilitas pendidikan. Disaster Management Institute of Indonesia-Aksi Cepat Tanggap (DMII-ACT) merilis sebanyak 24 fasilitas pendidikan yang terkena dampak erupsi Gunung Semeru, di antaranya gedung pendidikan anak usia dini (PAUD), taman kanak-kanak (TK), sekolah dasar (SD), hingga gedung Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang terletak di Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro Kabupaten Lumajang.
Karena guru dan siswa masih dievakuasi, proses pengajaran juga ditiadakan. Munjiatul Ulliyah, guru Madrasah Ibtdaiyah (MI) Salafiyah Tumpeng, menjelaskan dalam wawancara dengan ACTNews di Stasiun Pengungsian Desa Penanggal, Kamis (9/12/2021), bahwa komunikasi antara pendidik di tingkat kecamatan masih terus dilakukan terkait pembelajaran di Kecamatan Candipuro dan Pronojiwo.
“Sekolah tempat saya mengajar itu masih selamat dan lumayan jauh dari radius erupsi. Saya hampir setiap hari berkeliling ke tiap posko pengungsian, tetapi sampai sekarang belum pernah ketemu teman-teman guru. Mungkin karena mereka mengungsi di rumah saudaranya,” jelasnya.
Munjiatul mengatakan, saat ini ujian akhir (UAS) sedang berlangsung, namun sayangnya guru dan siswa yang terkena dampak erupsi Gunung Semeru tidak dapat melakukan proses tersebut.
“Sebagai seorang pendidik, saat ini yang penting adalah menghilangkan trauma diri sendiri lalu kita harus membantu anak-anak. Masih banyak anak yang ketakutan. Tidak mungkin kalau sekarang kita lakukan proses pembelajaran kepada mereka, karena fasilitas pendidikan rusak dan mereka pun masih belum nyaman di pengungsian,” kata Munjiatul. Ia berharap, proses pemulihan dalam bidang pendidikan akan cepat dilaksanakan.
Berikut link donasi untuk masyarakat terdampak letusan Gunung Semeru: