Kilasdepok.com, JABALIA — Ahmed Abu Zarada (28) dan keluarganya hidup dengan kondisi ekonomi yang tidak baik. Dinding rumah yang belum diplester, bahkan masih berlubang. Bagian-bagian tembok lainnya pun memiliki ujung-ujung kasar, dibuat sengaja sebagai akses antarruangan.
Ahmed tidak bisa berbuat banyak atas kondisi keluarganya sekarang. Ia sudah lama tidak punya pekerjaan karena krisis kemanusiaan menutup semua peluang kerja di Jabalia, Gaza, Palestina. Tubuh Ahmed pun dalam kondisi kurang baik, ia mengalami luka terkena serangan tentara Israel saat turut dalam salah satu aksi bela Al-Aqsa.
Konflik kemanusiaan pun berdampak pada krisis ekonomi keluarga Ahmed. Ia tidak lagi memiliki akses kesehatan dan tempat tinggal memadai. “Kami juga memiliki anak berusia tiga tahun, kami pasrah kepada Allah. Kami ingin sekali berikhtiar agar ia bisa tumbuh dengan baik,” kata Ahmed kepada Tim ACT Palestina.
Kepala keluarga tanpa pekerjaan bukan satu-satunya dialami keluarga Ahmed. Di Palestina, berdasarkan data Biro Statistik Palestina, 49,1 persen tidak lagi memiliki pekerjaan.
Said Mukaffiy dari Global Humanity Response Aksi Cepat Tanggap menjelaskan, ribuan keluarga Palestina membutuhkan bantuan kemanusiaan. Aksi Cepat Tanggap mengajak Sahabat Dermawan turut berkontribusi melalui Program Sister Family Palestine-Indonesia. “Misi program ini adalah menjalin silaturahmi antara dermawan dan penerima manfaat. Semoga Sahabat Dermawan dapat mendukung langkah kami ini,” harap Said.[Sumber: News.act.id]