kilasdepok.com, JAKARTA – Tiga mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini berhasil lulus tanpa skripsi, kok bisa?
Mereka adalah M Fitrah Ashary Bangun, Andhika Rahmat, dan Igo Ilham Hilabi, mahasiswa program studi Manajemen UMM.
Melalui laman resmi UMM, ketiga mahasiswa ini membagikan rahasianya bisa lulus tanpa skripsi. Dalam laman tersebut, ketiga mahasiswa itu bisa lulus tanpa skripsi karena publikasi ilmiah yang sudah mereka rampungkan Juli lalu.
Kebijakan program studi Manajemen UMM mengizinkan adanya pengganti tugas akhir skripsi dengan publikasi jurnal bereputasi.
Banyak Pilihan Tugas Akhir Selain Skripsi

Iqbal Robbie, seorang dosen pembimbing UMM menyebutkan universitas tersebut memberikan banyak pilihan tugas akhir yang dapat menggantikan skripsi dari beberapa tahun belakangan.
Fitrah, Andhika, dan Igo sebelumnya telah mengajukan tugas akhir pengganti skripsi berupa Surat Keputusan (SK) pembimbing.
Ketiga mahasiswa tersebut juga melakukan bimbingan dengan dosen selama mengerjakan dan verifikasi hingga jurnal layak terbit.
Lebih lanjut, Iqbal menjelaskan perbedaan jurnal dan skripsi. Menurutnya, perbedaan paling terlihat antara kedua karya ilmiah itu ada di bagian publikasinya.
“Jurnal mengharuskan naskah penelitian mahasiswa di-publish minimal pada jurnal akreditasi nasional peringkat (Sinta) dua dan jurnal internasional bereputasi,” tutur Iqbal di laman resmi UMM.
Menurut Iqbal, pengerjaan jurnal lebih ringkas dalam penulisannya dibanding dengan skripsi.
Jurnal Lebih Singkat Daripada Skripsi

Jurnal karya Fitrah, Andhika, dan Igo tersebut sukses terbit di jurnal Science Technology Index 2.
Tidak hanya itu, ketiganya ternyata sudah menyiapkan jurnal jauh sebelum mendapatkan SK pembimbing. Menurut mereka, hal itu mereka lakukan untuk mempersingkat proses pengerjaan jurnal.
Menurut Iqbal, dengan adanya jurnal sebagai pengganti skripsi memiliki sisi positif untuk mahasiswa karena penelitian mereka dapat teruji dengan baik.
“Oleh karenanya, kami mendorong mahasiswa untuk memproduksi jurnal sebelum menginjak semester akhir,” ujar Iqbal.

Andhika mengaku proses pengerjaan jurnalnya tidak berlangsung terlalu lama, bahkan hanya membutuhkan waktu dua minggu.
“Saya tertarik mencoba tugas akhir jurnal karena konkret dan kritis dalam proses pengerjaan maupun hasilnya,” jelas Andhika.
Andhika mengaku sudah melakukan pendalaman kasus untuk jurnal dari jauh-jauh hari demi memudahkan proses perampungan tugas akhirnya.
Mahasiswa itu berharap, ke depannya dapat memberikan inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk lebih percaya diri untuk berkarya dengan jurnal.
Menurutnya, dengan memilih jurnal sebagai tugas akhir dapat memberikan keuntungan dalam berbagai aspek untuk mahasiswa.
“Jika kedua hal tersebut dapat tercipta, maka akan saling menguntungkan baik kedua belah pihak. Baik dalam penyelesaian tugas akhir kuliah maupun akreditasi jurusan,” tuturnya.