Kilasdepok.com, RAMALAH, GAZA – Kondisi kesehatan warga Palestina yang ditahan Israel di penjara menjadi perhatian serius Masyarakat Tahanan Palestina (PPS). Akhir Januari, sebagaimana dikabarkan WAFA, Khaled Ghithan (59) tahanan politik Palestina di tahanan Israel yang baru-baru ini didiagnosis Covid-19, dilaporkan dalam kondisi kritis akibat komplikasi infeksi virus corona yang tidak ditangani secara manusiawi.
Ghithan, bersama dengan narapidana lain, yang dites positif Covid-19 masih menunjukkan gejala sedang hingga kritis. Mereka sangat membutuhkan perawatan intensif karena perawatan kesehatan di penjara dianggap tidak memadai.
Aliansi Masyarakat Tahanan Palestina meminta Komite kesehatan internasional menindaklanjuti kasus narapidana yang terinfeksi dan memberi izin mereka untuk menghubungi keluarga.
Sementara itu, Amal Nahla, 17, ditahan oleh pasukan Israel pada 21 Januari didiagnosis mengalami myasthenia gravis, penyakit neuromuskuler, dan autoimun jangka panjang. Pernyataan tersebut merujuk pada laporan rumah sakit Israel, Shaare Zedek Medical Center, yang menyatakan remaja Palestina itu membutuhkan pengobatan empat kali sehari. Nahla tengah menjalani penahanan administratif tanpa dakwaan apa pun selama enam bulan, dengan kemungkinan durasi diperpanjang.
Sekitar 4.400 warga Palestina saat ini mendekam di penjara Israel, termasuk 40 wanita, 170 anak-anak, dan 380 orang di bawah penahanan administratif tanpa dakwaan atau pengadilan.
Kasus Covid-19 di Palestina
Kementerian Kesehatan Palestinian per Sabtu (30/1/2021) pukul 10.00 WIB waktu setempat melaporkan 191 kasus baru. Dengan begitu, kasus terkonfirmasi kumulatif mencapai 51.187, dengan 4.595 kasus aktif, 40 kasus kritis, 85 kasus yang membutuhkan perawatan medis, dan 46.070 kasus sembuh.
Secara keseluruhan, 93,9 persen dari total kasus Covid-10 yang tercatat di Palestina sejak Maret lalu telah pulih, 5 persen kasus aktif, dan 1,1 persen meninggal dunia.[Sumber:News.act.id]