KILAS DEPOK
  • Home
  • Kilas Depok
  • Nasional
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Polhukam
  • Komunitas
  • Ramadhan
  • Tips
  • Home
  • Kilas Depok
  • Nasional
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Polhukam
  • Komunitas
  • Ramadhan
  • Tips
KILAS DEPOK
Home Nasional

Guru dan Dai Terdampak Gempa Sulbar Siap Tempati Hunian Nyaman

redaksi by redaksi
1 Februari 2021
in Nasional
0
Guru dan Dai Terdampak Gempa Sulbar Siap Tempati Hunian Nyaman

Kredit foto : ACT

0
SHARES
Share on FacebookShare on Twitter

Kilasdepok.com, MAMUJU – Lebih dari dua pekan pascagempa bumi magnitudo 6,2 mengguncang Sulawesi Barat, khususnya Majene dan Mamuju. Hingga kini penyintas banyak yang masih bertahan di tenda pengungsian. Mereka tinggal di tenda terpal yang begitu panas ketika siang dan dingin saat malam tiba. Penyintas ini berasal dari berbagai kalangan, mulai dari warga biasa, tokoh masyarakat hingga para pendidik seperti guru dan dai. Kondisi memprihatinkan seperti ini perlu segera dientaskan demi membangun kembali kehidupan warga Sulbar seperti sedia kala.

Salah satu penyintas gempa Sulbar ialah Leni, seorang guru yang tinggal di Dusun Sendana, Desa Botteng Utara, Kecamatan Simboro, Mamuju. Hingga dua pekan pascagempa, Leni bersama keluarganya bertahan di pengungsian yang ada di lapangan Dusun Sendana. Hal ini terpaksa dilakukan karena rumah yang ditinggali bersama orang tua dan anggota keluarga lainnya mengalami kerusakan parah hingga tak bisa ditempati kembali.

Baca Juga:  Humanity Food Truck Sajikan Pangan Bergizi bagi Pengungsi Ledakan Kilang Minyak Balongan

Dari pengamatan ACTNews, rumah Leni yang bangunannya masih semi permanen, dinding temboknya runtuh sehingga berpengaruh pada kekuatan kerangka rumah yang mayoritas berbahan kayu. Saat ini, rumah Leni dan keluarganya masih berdiri, akan tetapi rentan roboh, membahayakan, dan tak layak huni.

“Alhamdulillah keluarga selamat semua, tapi ipar dan keponakan saya luka cukup parah,” ungkapnya, Sabtu (30/1/2021).

BACAJUGA

Penghafal Al-Qur’an di Cianjur Tidak Pernah Menyantap Daging

Cara Agar Kulit dan Kepala Hewan Kurban Lebih Bermanfaat

Permasalahan Telah Berlalu, ACT: Kami Sudah Berbenah

Kurban Para Dermawan Kuatkan Warga Burundi Memeluk Islam

Kurban dan Akikah, Mana yang Harus Didahulukan?

Leni sendiri merupakan seorang guru yang mengajar di salah satu madrasah di Botteng Utara dan mengaji di lingkungan tempat tinggalnya. Gaji yang ia terima tiap bulan terhitung ratusan ribu saja. Sehingga, ketika terjadi bencana seperti ini, Leni mengalami kebingungan untuk membangun kembali tempat tinggalnya. Ia pun belum tahu akan berbuat apa, karena saat ini ketika masuk pekan ketiga pascabencana, Leni masih mengalami ketakutan yang mendalam akibat gempa.

Baca Juga:  Cara Agar Kulit dan Kepala Hewan Kurban Lebih Bermanfaat

“Untuk kegiatan mengajar di madrasah pertemuan tatap muka berhenti sejak corona, kalau mengaji berhenti karena gempa. Tapi sekarang sudah mulai lagi mengajinya, walau di tenda,” ujar Leni.

Hadirkan Family Shelter

Di awal pekan ketiga pascagempa, Aksi Cepat Tanggap (ACT) terus melakukan percepatan penanganan bencana. Salah satunya dengan menghadirkan hunian nyaman untuk keluarga atau family shelter dengan penerima manfaat di tahap pertama ialah guru dan dai, Leni salah satunya. Leni bakal menjadi penerima manfaat family shelter pertama di Sulbar dan bisa memanfaatkan hunian tersebut yang kondisinya lebih layak dibandingkan di tenda pengungsian. Apalagi, Leni juga ikut merawat iparnya yang mengalami luka dalam di bagian pinggul akibat tertimpa tembok, sehingga mengganggu fungsi gerak tubuhnya, khususnya berjalan.

Baca Juga:  Milad ACT ke 16, Ini Ucapan dari Sutradara dan Pemain Atap Padang Mahsyar

Dede Abdul Rohman, Koordinator Pembangunan Family dan Integrated Community Shelter ACT mengatakan, family shelter ini bisa digunakan sampai kapan pun selama perawatan dari penghuninya baik. Ukuran bangunan seluas 6×3 meter dan dikerjakan dalam waktu paling lama empat hari. “Target kami pembangunan tiga sampai empat hari tergantung pada kondisi cuaca. Kami ingin memberikan hunian nyaman terbaik dan secepat mungkin bagi guru dan da’i,” harap Dede, Sabtu (30/1/2021).

Selain bagi guru dan dai, warga lain yang juga terdampak gempa Sulbar bisa mendapatkan hunian nyaman dari ACT melalui Integrated Community Shelter (ICS). Direncanakan hunian nyaman ini bakal dibangun di dua lokasi, yaitu lapangan Dusun Sendana, Desa Botteng Utara, Simboro dan di lapangan Desa Ahu, Kecamatan Tapalang Barat, Kabupaten Mamuju. “Dukungan dermawan sangat dinantikan agar warga Sulbar segara bangkit, khususnya memindahkan mereka ke tempat yang lebih layak,” ungkap Dede.[Sumber:News.act.id]

Previous Post

Kesehatan Masyarakat Palestina di Tahanan Israel Butuh Perhatian

Next Post

7.676 Nakes Depok Sudah Divaksin Sinovac

redaksi

redaksi

Related Posts

Penghafal Al-Qur’an di Cianjur Tidak Pernah Menyantap Daging
Nasional

Penghafal Al-Qur’an di Cianjur Tidak Pernah Menyantap Daging

8 Juli 2022
Cara Agar Kulit dan Kepala Hewan Kurban Lebih Bermanfaat
Nasional

Cara Agar Kulit dan Kepala Hewan Kurban Lebih Bermanfaat

5 Juli 2022
Permasalahan Telah Berlalu, ACT: Kami Sudah Berbenah
Nasional

Permasalahan Telah Berlalu, ACT: Kami Sudah Berbenah

5 Juli 2022
Kurban Para Dermawan Kuatkan Warga Burundi Memeluk Islam
Nasional

Kurban Para Dermawan Kuatkan Warga Burundi Memeluk Islam

1 Juli 2022
Next Post
7.676 Nakes Depok Sudah Divaksin Sinovac

7.676 Nakes Depok Sudah Divaksin Sinovac

Petani Ngaisah Harap Bantuan Modal Tanam Tanpa Bunga

Petani Ngaisah Harap Bantuan Modal Tanam Tanpa Bunga

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

FACEBOOK

Popular Post

Plugin Install : Popular Post Widget need JNews - View Counter to be installed
KILAS DEPOK

© 2022 Kilas Depok

Navigate Site

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Kilas Depok
  • Nasional
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Polhukam
  • Komunitas
  • Ramadhan
  • Tips

© 2022 Kilas Depok