kilasdepok.com, BEKASI – Di usianya yang sudah senja, Nenek Ika (55) masih memiliki tugas untuk memutar ekonomi keluarganya. Suami yang ia cintai pun telah meninggal dunia, sehingga ia harus berjuang sendirian untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Saat ini perempuan yang biasa disapa Nenek Ika ini, sehari-hari berjualan seblak di dekat rumahnya di wilayah Kelurahan Duta Kranji, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi.
Tujuannya berjualan selain untuk memutar ekonomi keluarga, iya juga memiliki satu tanggungan yang harus ia nafkahi, yakni anaknya yang mengidap disabilitas. “Sehari-hari anak nenek cuma di rumah saja, komunikasi juga cuma sama nenek. Jadi untuk kebutuhan sendiri, dari hasil jualan seblak ini,” ungkap Nenek Ika kepada Tim Global Wakaf-ACT, Jumat (2/6/2021) lalu.
Namun di masa pandemi, usaha yang jadi penopang hidupnya itu belakangan menurun dan usahanya menjadi sepi pembeli. Nenek Ika berharap bisa berdagang keliling, sehingga bisa menjajakan dagangannya lebih luas lagi daripada sekarang. “Kalau keliling, mudah-mudahan bisa tambah pembelinya. Jadi bisa tambah pemasukan juga untuk sehari-hari,” ujar Nenek Ika.
Merespons hal tersebut, Global Wakaf-ACT berikhtiar untuk mewujudkan harapan Nenek Ika melalui program Wakaf Usaha Produktif. Dengan adanya program ini, Nenek Ika mendapatkan satu unit Gerobak Wakaf yang dapat dia gunakan untuk berkeliling menjajakan dagangan.
Program Wakaf Usaha Produktif merupakan salah satu motor dari gerakan Bersama Angkat Indonesia. Gerakan yang akan digaungkan di seluruh wilayah Indonesia ini akan membantu warga prasejahtera baik di wilayah kota maupun pedesaan. Global Wakaf-ACT mengajak seluruh elemen masyarakat ikut menangani permasalahan ini. Termasuk dengan menggerakkan ekonomi mereka melalui program-program pemberdayaan. []