kilasdepok.com, JAKARTA — Tak berharap lebih, Alifah Astuti, dokter yang bergabung dengan Aksi Cepat Tanggap (ACT) ini memiliki cita-cita yang sungguh mulia, ia hanya ingin menjadi orang yang bermanfaat bagi orang-orang sekitar. Tepat 4 tahun menjadi dokter, Alifah memiliki harapan untuk bisa membantu lebih banyak orang.
Keinginan kuat untuk menjadi seorang dokter sudah ia miliki sejak kecil. Ia memiliki harapan besar jika suatu saat menjadi dokter, pemahaman dan pengalamannya harus bisa bermanfaat bagi sesama umat manusia. Pada tahun 2017, harapannya terkabul. Tahun itu Alifah resmi menjadi seorang dokter di salah satu rumah sakit di Yogyakarta. Ia lantas ditugaskan menjadi dokter jaga di bagian Unit Gawat Darurat (UGD).
Setelah memiliki pengalaman yang cukup di rumah sakit, buatnya fokus untuk memilih bekerja di puskesmas dekat rumah. Setiap hari ia berhadapan dengan sejumlah keluhan pasien. Melayani satu persatu keluhan mereka hingga dia hafal betul jenis penyakit yang diderita pasien. Dengan mendengar keluhan pasien yang diucapkan, ia bisa langsung memastikan penyakit apa yang di derita pasien. Dari berbagai pengalaman yang ia dapat, Alifah bisa mendiagnosa dengan cepat.
Pada tahun 2021, ia pindah ke ibu kota. Alifah sangat bersemangat kala itu sebab harapannya untuk membantu orang lain bisa terwujud. Ia menerima tawaran bekerja di sebuah klinik di sekitaran Jakarta. Bekerja di klinik semakin membuatnya ingin membantu lebih banyak orang. Ditambah lagi, kondisi pandemi mengakibatkan banyak masyarakat yang terpapar Covid-19 dan mengusik rasa kemanusiaannya.
Melihat lowongan telemedisin di Aksi Cepat Tanggap (ACT) buatnya tak berpikir panjang untuk mencoba. “ACT buka lowongan sebagai telemedisin, tapi saya belum pernah kerja di bidang itu, saya belum punya pengalaman juga,” Kata Alifah.
Berbekal pengalaman dokter selama 4 tahun, Alifah mencoba memasukan lamarannya sebagai telemedisin di Covid-19 Medical Careline Service (MCS). Tak butuh waktu lama, ia mendapatkan kesempatan untuk diwawancara dengan tim Humanity Medical Services-ACT. “Alhamdulillah setelah proses interview, saya keterima di sini jadi telemedisin. Alhamdulillah saya bisa bantu lebih banyak orang lagi,” katanya.
Pekerjaan sebelumnya di sebuah klinik tak ia tinggalkan. Alifah hanya ingin bisa membantu orang sebanyak yang bisa ia lakukan. Jam kerjanya di klinik dan ACT pun tak bentrok, sehingga ia bisa membagi waktu antara pekerjaan dan aktivitas relawannya dengan baik. “Senin-Jumat saya kerja di ACT sebagai Telemedisin, Sabtu-Minggu saya kembali membantu di klinik,” ujarnya.
Awal bekerja sebagai telemedisin, Alifah mengalami sedikit kendala dengan pekerjaan yang diperintahkan. Namun dalam waktu dua hari, ia sudah bisa menyesuaikan dengan baik. Ia mengungkapkan bahwa pekerjaan ini tidak sulit bagi mereka yang merupakan seorang dokter. Pekerjaannya hampir sama, hanya saja tidak bertemu langsung dengan pasien dan butuh kehati-hatian khusus.
“Solusinya kita tanyakan keluhan yang dirasakan, kalo misal sesak bisa dikonfirmasi dari nafasnya. Misal dalam 1 menit pasien 24 kali nafas, itu bisa dibilang cepat dan masuk kategori sesak. Kemudian kita rinci lagi apa ada alergi atau lainnya, dan kita juga pastikan beri obat yang aman sesuai indikasi pasien,” katanya.