KILAS DEPOK
  • Home
  • Kilas Depok
  • Nasional
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Polhukam
  • Komunitas
  • Ramadhan
  • Tips
  • Home
  • Kilas Depok
  • Nasional
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Polhukam
  • Komunitas
  • Ramadhan
  • Tips
KILAS DEPOK
Home Ekonomi

Asam Garam Ikhtiar Petani Garam

redaksi by redaksi
15 April 2021
in Ekonomi
0
Asam Garam Ikhtiar Petani Garam

Kredit foto : ACT

0
SHARES
Share on FacebookShare on Twitter

Kilasdepok.com – Garam yang dipanen Sunan Aji masih menumpuk di gudang, belum ada yang membeli. Petani garam asal Muarabaru, Cilayamaya Wetan, Kabupaten Karawang itu menjelaskan, musim ini sedang sulit menjual garam mentah sehingga ia lebih memilih menyimpannya untuk harga lebih baik nanti.

“Kalau sedang musim, harga beli Rp300-400 per kilogram. Kalau untuk disimpan dahulu mencapai Rp700-1.000. Sudah menutupi operasional sih, kalau harga Rp1.000. Kalau kondisi sekarang ini dijual juga akan rugi, soalnya sekarang itu enggak ada yang beli,” ujar Sunan Aji, Selasa (6/4/2021).

Petani yang memiliki tambak seluas 21 hektare itu tidak menggarapnya sendiri. Satu hektare setidaknya bisa digarap satu orang, sehingga ia membayar delapan petani lainnya untuk menggarap tambak garamnya. Sistem bayaran mereka adalah bagi hasil, sekitar 60 persen untuk petani, dan sisanya untuk pemilik.

Baca Juga:  Ikhtiar ACT Kuatkan Geliat UMKM di Jawa Timur

Ironisnya, pada musim ini. Suanan merugi, sebab saat ini sulit menjual garam di pasaran, namun ia tetap harus bagi hasil. “Kadang saya beli juga dari mereka karena enggak ada yang beli, kasihan. Mau bagaimana lagi, petani harus kasih makan anak. Kalau enggak dibeli, enggak makan,” katanya. Walhasil saat ini ada sekitar 2.000 ton garam krosok atau garam mentah di gudang Sunan.

BACAJUGA

Global Wakaf-ACT Kuatkan UMKM di Cianjur dengan Bantuan Usaha Wakaf

Kapan Waktu Membayar Zakat Penghasilan?

Gerobak Usaha Jadi Ikhtiar Pulihkan Ekonomi Misnan Pascabencana

Cara Daftar Shopee Affiliate | Bisa Dapat Komisi

Wakaf Sawah Produktif Sapa Sejumlah Petani Korban Erupsi Semeru

Sunan ketika ditemui oleh Tim ACTNews. (ACTNews)

Sunan juga pernah menawarkan garamnya untuk diserap ke pabrik. Namun, apa daya, kandungan NaCl kurang serta kadar arang masih banyak. Ia menduga hal itu karena masih menggunakan teknik manual.

Baca Juga:  Dukungan Keluarga Heru untuk Berikan Wakaf Terbaik

“Kalau bikin garam seharusnya pakai HDPE (produksi menggunakan geomembran), kalau saya masih manual jadi secara penghasilan juga masih kurang. Kalau manual itu kan banyak lumpurnya. Kalau pakai HPDE kan garamnya itu lebih bagus,” ujar Sunan.

Ia pun berharap kualitas garam produksinya dapat meningkat. Bagaimana pun, menurut Sunan, kualitas yang baik ikut membesarkan hati para petani garam.

Harga Jual menjadi Kendala

Saat ini ada 200 orang petani garam, dan 70-80 pemilik lahan garam di Desa Muarabaru. Hal ini diungkap Ahmad Fathoni sebagai Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Berkah Samudera Tani Desa Muara Baru.

BUMDes Berkah Samudera Tani saat ini menjadi salah satu penyerap garam di Desa Muarabaru. Bahkan sempat membeli di atas harga pasaran saat harga garam sedang jatuh sebagai apresiasi kepada para petani garam.

Baca Juga:  Kumpulkan Pejabat KKP, Luhut: Tidak Ada Yang Salah Dalam Permen Lobster

“Kita di Rp400, para pengepul Rp250. Namun, dengan kehadiran BUMDes, alhamdulillah harga dari para pengepul menjadi Rp400, standar untuk Karawang. Padahal, itu hanya imbas dari kita belanja di satu desa saja,” cerita Fathoni.

Namun 1,5 bulan kemudian harganya kembali jatuh ketika BUMDes selesai mengeluarkan seluruh modal pembelian. Karenanya Fathoni berharap ke depannya ada yang peduli dengan nasib para petani garam, terutama melihat harga yang demikian.

“Kami menyadari bahwasannya BUMDes bukan badan usaha yang super power di modal. Mudah-mudahan banyak pihak di luar yang mampu membantu menstabilkan harga. Dengan kestabilan harga ini setidaknya jadi pengharapan untuk petambak garam ini untuk meningkatkan standar hidupnya,” harap Fathoni.[Sumber: News.act.id]

Previous Post

Awal Ramadan, Puluhan Guru Honorer di Kabupaten Manggarai Terima Bantuan Biaya Hidup

Next Post

Hari Pertama Ramadan, Bantuan Pangan Ramadan Hadir untuk Pengungsi di Taiz, Yaman

redaksi

redaksi

Related Posts

Global Wakaf-ACT Kuatkan UMKM di Cianjur dengan Bantuan Usaha Wakaf
Ekonomi

Global Wakaf-ACT Kuatkan UMKM di Cianjur dengan Bantuan Usaha Wakaf

2 Maret 2022
kalkulator zakat penghasilan
Ekonomi

Kapan Waktu Membayar Zakat Penghasilan?

11 Januari 2022
Gerobak Usaha Jadi Ikhtiar Pulihkan Ekonomi Misnan Pascabencana
Ekonomi

Gerobak Usaha Jadi Ikhtiar Pulihkan Ekonomi Misnan Pascabencana

10 Januari 2022
shopee affiliate login
Ekonomi

Cara Daftar Shopee Affiliate | Bisa Dapat Komisi

27 Desember 2021
Next Post
Hari Pertama Ramadan, Bantuan Pangan Ramadan Hadir untuk Pengungsi di Taiz, Yaman

Hari Pertama Ramadan, Bantuan Pangan Ramadan Hadir untuk Pengungsi di Taiz, Yaman

Bagaimana Jika Sedang Haid di Bulan Ramadan? Ini 5 Amalan Berpahala Besar yang Bisa Kamu Lakukan

Bagaimana Jika Sedang Haid di Bulan Ramadan? Ini 5 Amalan Berpahala Besar yang Bisa Kamu Lakukan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

FACEBOOK

Popular Post

Plugin Install : Popular Post Widget need JNews - View Counter to be installed
KILAS DEPOK

© 2022 Kilas Depok

Navigate Site

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Kilas Depok
  • Nasional
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Polhukam
  • Komunitas
  • Ramadhan
  • Tips

© 2022 Kilas Depok